Kemaren saat ke masjid Jami Al Falah Ngunut Tulungagung Jawa Timur, aku bertemu dengan teman yang sudah lama tidak terlihat dan terdengar kabarnya. Aku biasa memanggilnya Jaelani.
Dia sedang mengecat dinding masjid disana. Setelah bertegur sapa, Aku tanya gimana kabarnya sekarang kok lama tidak muncul di masjid. Dia bilang sudah tidak tinggal di masjid situ lagi.
Memang dulu aku mengenalnya sebagai anak perantauan dari Lampung yang mondok dan tinggal di Masjid Jami Ngunut. Pekerjaan sehari-harinya sebagai guru ngaji TPQ di masjid itu juga. Kadang dipanggil juga untuk ngajar ngaji privat di daerah Trenggalek yang jauhnya sekitar 30km.
Tapi ketika kemaren bertemu dengan dia, Aku sangat terkejut. Karena dia cerita kalo sudah menikah dan sekarang tinggal dirumah sendiri. Subhanallah
Kemudian dia bercerita kalo sebenernya pernikahan ini tidak disangka-sangka. Lho bagaimana mungkin nikah kok ga disangka atau direncanakan?
Ternyata semua berasal dari perkenalan dia dengan seorang gadis yang dikenalkan oleh temannya. Hanya berhubungan melalui sms beberapa kali, Jaelani memberanikan diri untuk melamar lewat sms. Ternyata tanpa diduga, si perempuan mengiyakan.
Padahal Jaelani sudah memberitahu kalo dirinya belum bekerja dan tinggal di masjid, sedangkan si perempuan ini bekerja sebagai dosen dan merupakan putri seorang pensiunan polisi. Adik si perempuan ini juga seorang polisi dan bertugas sebagai Kasat di luar Jawa.
Padahal lagi, si perempuan sudah beberapa kali dilamar oleh orang2 sekelas polisi berpangkat dan juga dokter. Tapi semuanya ditolak oleh dia.
Belum lagi, ayah perempuan ini yang terkenal galak dan membuat keder siapapun yang melamar.
Tapi ternyata, ketika Jaelani berhadapan dengan calon mertuanya yang galak dan mantan polisi ini, tidak sedikitpun perasaan takut yang dia rasakan. Dia yakin bahwa jika Allah berkehendak, KUN..FAYAKUN
.. Tidak ada yang lepas dari takdir yang ditetapkan Allah. Dia berbekal sholawat setiap selesai sholat dan ketika akan menghadap calon mertua.
Saat diinterogasi oleh ayah si perempuan ini, dia ditanya,
Kamu kok berani-beraninya ingin menikahi anakku, modal mu apa?. Modal saya NIAT, pak, Jaelani menjawab dengan mantap.
Tujuanmu menikahi anakku apa?. Tujuan saya IBADAH, pak
Apa yang bisa kamu berikan untuk nafkah anakku sedangkan kamu saat ini tidak bekerja?
Jodoh, rejeki, mati, semua sudah diatur oleh Allah pak. Dulu waktu bapak menikah apakah juga sudah punya rumah? Apakah bapak juga tau kapan bapak nanti meninggal?. Semua saya serahkan kepada Allah, saya sebatas berikhtiar
Hhmm
.kamu pe de sekali ya, kata calon mertuanya ini. Jaelani menjawab Direwangi pede aja ga laku-laku kok pak. Hehehe aku tertawa mendengar jawaban Jaelani ini.
Dan Alhamdulillah dengan sholawat, niat yang kuat, kepasrahan dan pikiran positif kepada Allah yang luar biasa, dia akhirnya kini sudah menyempurnakan separuh ibadah dengan memiliki istri yang sudah mempunyai dua rumah, di Tulungagung dan Kediri, serta sebuah mobil.
Sampai saat inipun istrinya tidak pernah menuntut suaminya untuk mencari kerja karena kebutuhan sehari2 sudah terpenuhi. Tapi sebagai kewajiban seorang suami, Jaelani tetap berusaha mencari nafkah. Dan saat kemaren bertemu denganku di masjid, dia sedang mengecat masjid sebagai pekerjaaan yang sedang dia kerjakan saat ini
Subhanallah
..
Saat itu aku terbayang ucapan ustadz Yusuf Mansur di acara Chating bersama YM edisi keajaiban sholawat. Waktu itu ustadz YM membahas luar biasanya fadhilah sholawat ditambah dengan keyakinan yang luar biasa kepada Allah swt, karena Allah selalu sesuai dengan prasangka hambanya.
KUN..FAYAKUN
.Jika Allah berkata Kun (Jadi)
maka Jadilah
Pada 17-10-2012 15:07 ( Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016989393/keajaiban-sholawat-ane-sendiri-yang-jadi-saksinya-gan-cekidot )